Senin, 18 September 2017

MIMPI TELINGA (Menurut Al-Qur'an & Assunnah)

MIMPI TELINGA (Menurut Al-Qur'an & Assunnah) - Terdapat beberapa literatur yang memang secara khusus membahas tentang arti mimpi, tafsir mimpi, alamat mimpi, firasat mimpi dan semua hal yang berkaitan dengan pembacaan atau tafsir dari mimpi yang kita alami. Salah satu yang cukup familiar atau banyak dikenal oleh masyarakat kita adalah Primbon Jawa, dalam primbon meramalkan tentang "pesan-pesan" yang tersembunyi dibalik mimpi yang kita alami.

Literatur yang kedua, yang cukup banyak dipercaya adalah Tafsir mimpi menurut islam. Dijaman Nabi-nabi dahulu, mimpi merupakan salah satu cara untuk menerima Wahyu dari Allah, seperti kisah Nabi Ibrahim AS, Nabi Muhammad SAW, dan banyak lagi nabi lainnya. Bahkan didalam Kitab Suci pun disebutkan bahwa mimpi memang memiliki arti.

Selain kedua literatur diatas, banyak juga orang yang mengaitkan mimpi dengan angka, terutama bila berhubungan dengan permainan togel. Ada yang mengatakan bahwa mimpi juga dapat di tafsirkan menjadi barisan angka (angka main), misalnya mimpi bekicot maka angkanya 02, mimpi angsa angkanya 03 dan seterusnya, mulai dari yang 2 digit (2D), 3 digit (3D), hingga 4 digit (4D). Nah, kali ini kita akan mengupas tentang MIMPI TELINGA (Menurut Al-Qur'an & Assunnah), oke langsung disimak saja penjelasannya berikut ini.
Loading...

MIMPI TELINGA (Menurut Al-Qur'an & Assunnah)

Loading...
Tafsirjitu.blogspot.com - Bermimpi mendengar suara indah, lembut, dan bersih menunjukkan bahwa ia akan mendapat suatu kedudukan. Melihat orang lain yang memperdengarkannya suatu celaan berarti ia akan mendapatkan suatu penderitaan dari mereka, namun kemudian ia akan dapat mengalahkan orang tersebut. Sedangkan menurut sebagian ahli takwil, ia melambangkan suatu hak yang diingini bagi orang yang dicela atas orang yang mencela sedangkan pencela (orang yang pendusta) akan mendapatkan hukuman karenanya; jika si pencela itu adalah seorang raja, maka orang yang dicela lebih baik keadaannya dari orang yang mencela, karena ia orang yang dizalimi, sedangkan orang yang dizalimi akan mendapat pertolongan.
Melihat dirinya berteriak sendiri berarti kekuatannya melemah. Meninggikan suara melebihi suara orang alim berarti melakukan suatu perbuatan maksiat sebagaimana firman Allah SWT

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya [suara] sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus [pahala] amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari" (QS. al-Hujurat: 2)


Sedangkan para ulama adalah pewaris atau pengganti para nabi.

Peluh menunjukkan suatu bahaya pada kehidupan dunia, dan menurut sebagian ahli takwil

Deluarnya sedikit peluh atau keringat berarti semua keperluannya dipenuhi. Mimpi rakyat tentang busuknya bau keringat ketiak berarti sifat riya, sedangkan bagi seorang raja hal itu berarti ia akan mendapat suatu harta karena sebuah hal yang buruk.

Berdoa pada Tuhan dalam kegelapan berarti selamat dari sebuah kesedihan; bermimpi melihat dirinya memanggil atau menyeru seseorang berarti ia tunduk padanya karena takut.

Mendengar bisikan berupa perintah, larangan, kabar gembira, atau peringatan takwilnya tidak ada selain dari bisikan tersebut sebagaimana adanya tanpa ada tafsiran lain; demikian juga halnya dengan perkataan orang mati dan semua perkataan burung-burung adalah melambangkan akan mendapatkan suatu kekuasaan besar, ilmu pengetahuan umum dan agama. Mendengar perkataan dengan bahasa-bahasa yang berbeda-beda menunjukkan akan mendapatkan suatu kerajaan yang besar.

Orang fasik yang memusyawarahi orang suci (terhormat) berarti ia sudah dekat kepada tobat. Setiap orang suci (terhormat) yang memusyawarahi orang fasik berarti ia sudah mendekat pada perbuatan dosa atau bid'ah. Sedangkan orang suci (terhormat) yang memusyawarahi orang suci berarti ia menginginkan kebaikan dan keshalehan. Orang fasik yang memusyawarahi orang fasik berarti ia akan mendapatkan obat anti racun karena terkena suatu racun.

Membersihkan telinga dari kotoran atau lendir berarti akan mendapat berita yang menyenangkan. Sedangkan orang yang melihat dirinya memakan kotoran telinganya berarti dia melakukan perbuatan sodomi (seks luar tabii) dengan anak muda atau melakukan sebuah perbuatan nista.

Artikel Terkait